PELAJAR yang kerjanya hanya bercumbu. Saling umbar kemesraan dengan cara merayu. Tidak mementingkan martabat seragam sekolah yang mewajibkannya giat menuntut ilmu. Kerjanya keluyuran serta terlibat pergaulan bebas seperti tak punya urat malu. Apabila dinasehati orang tua kerjanya malah menggerutu. Giliran dicampakkan kekasih kepada Tuhan baru mengadu. Tidak sadar kesucian lahir-batinnya sudah terjamah hawa nafsu. Harusnya sebelum jadi barang bekas pacaran mesti berpikir dahulu.
Pelajar yang melaporkan kegiatannya melalui Facebook setiap waktu. Padahal shalat lima kali sehari semalam saja masih kerap dianggap angin lalu. Giliran susah baru menyebut Tuhan tidak adil dengan pola pikir sekeras batu. Belum lagi saat orang tua meminta tolong mengerjakan sesuatu malah berkata tunggu. Anehnya saat pacar meminta hal yang tabu sekalipun malah menurut seperti seekor kerbau.
Pelajar yang bangga selalu naik kelas padahal saat ujian kerjanya menyontek melulu. Hafalan pelajaran sekolah tak lebih penting daripada lagu-lagu terbaru. Gosip artis selalu dijadikan bahan perbincangan meskipun tidak bermutu. Parahnya saat ditanya bunyi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 justru tidak tahu. Model begitu mau disebut generasi masa depan bangsa nomor satu. Sudah otak kerap dipakai urusan cabul di malam Minggu, di depan orang tua masih bisa-bisanya berlagak lugu.
Pelajar yang rela keluar pulsa untuk telepon pacar hingga puluhan ribu. Padahal sedekah seribu perak di kotak amal masjid masih hitung untung-ruginya dahulu. Handphone tak disentuh sehari badan serasa kaku.
Ironisnya Al-Qur’an dianggap biasa saja meski tak terbaca berminggu-minggu. Begitulah karakter pelajar-pelajar yang sebenar dungu. Bisa jadi salah satunya ada di sekitamu. Sekuat tenaga ajaklah untuk memperbaiki segala tingkah laku. Apabila tidak berkenan jauhi saja daripada meracuni pikiranmu. Doakan dari jauh agar kelak Allah memberi petunjuk sehingga tak ada lagi pelajar-pelajar yang model seperti itu.
Sumber : wowmuslim.blogspot.com
0 komentar:
Post a Comment