M@syarakat harus waspada dengan penggunaan kemasan pangan. Apalagi banyak jenis k3masan pangan primer (kontak langsung dengan makanan) yang beredar di Indonesia.
Mul@i dari styrofoam, plastik, hingga yang berbahan jenis kertas seperti kertas nasi bungkus berwarna coklat, karton duplex, karton virgin fiber, serta karton food grade.
D@lam keseharian, kertas nasi bungkus berwarna coklat dan karton duplex adalah jenis k3masan pangan primer yang paling lazim digunakan sebagai kemasan nasi kotak, snack box, dan nasi bungkus.
Muhammad Adjidarmo, pengamat industri kertas, menjelaskan tentang bahaya penggunaan k3rtas non kemasan pangan.
“K3rtas bekas termasuk koran dan majalah seharusnya tidak digunakan untuk membungkus bahan pangan secara langsung karena mengandung timbal yang jika terakumulasi dalam tubuh dapat beresiko membahayakan kesehatan,” ujar Adjidarmo seperti dilansir dari jpnn, Sabtu 7 November 2015.
D!a membeberkan, karton duplex dan kertas nasi bungkus berwarna coklat terbuat dari daur ulang yang mungkin sudah terkontaminasi dan mengandung tinta cetak, perekat, lilin, bahan pencelip, serta bahan-bahan kimia lainnya.
$elain itu, mikroorganisme dan jamur bisa tumbuh pada kertas bekas. Fakta penting lainnya yaitu ditemukannya kandungan logam berat yang relatif tinggi pada kertas yang mengandung serat daur ulang.
Tidak hanya itu, kandungan mikroorganisme pada kertas tersebut juga menunjukkan nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya.
Zat-zat berbahaya itu berdampak negatif terhadap tubuh manusia sehingga bisa menimbulkan penyakit. Di antaranya kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, menganggu sistem endokrin, kelahiran prematur, meningkatkan resiko asma, mutasi gen, dan lain-lain.
Sumber : 24hjakarta.com
0 komentar:
Post a Comment