KUPAS HANTU ‘ Noni Yolanda ‘ Penghuni PG Banjaratma'
‘Yolanda’ hantu yang kini menjadi pembicaraan sebagian warga setempat adalah seorang ABG (Anak Baru Gede) anak seorang Belanda yang menjabat sebagai administratur PG Banjaratma. Hal ini seperti dijelaskan oleh sejarawan Brebes Widjanarto, yang juga sempat mengawal jalannya Syuting Mr.Tukul Jalan-Jalan Trans7.
Menurut Widjanarto mengutip revolusi 3 daerah-nya Anton Lukas, sosok noni Yolanda, hidup pada masa Nasionalis Radikal, dimana saat itu ada semangat anti Belanda yang sangat luas. Anti Belanda diwujudkan sebuah perlawanan. Pusat perlawanan masyarakat adalah dengan perebutan penguasaan pabrik gula dari tangan Belanda serta terjadinya pembantaian keluarga-keluarga Belanda yang menguasai pabrik gula, seperti yang terjadi di PG Banjaratma.
Di sinilah kisah miris Yolanda dengan tragedi pembantaiannya mulai terjadi. Konon saat itu, sebagian massa sudah mengepung dan hendak menguasai PG Banjartama. Melihat massa yang beringas merangsek di perumahan sekitar PG Banjaratma, Yolanda yang saat itu terbilang masih gadis, ketakutan dan mencoba untuk lari dari kepungaan massa. Perkiraan, Yolanda hendak ngumpet di suatu ruangan kamar depan rumahnya, yang juga terdapat fasilitas kamar mandi dan WC menghindari amuk massa ini.
Namun nahas, saat mencoba berlari, dia tersandung sebuah benda hingga dia terjatuh. Parahnya, setelah terjatuh, wajahnya sempat terantuk benda tajam, yang mengakibatkan matanya tertancap benda tajam tersebut hingga mengeluarkan darah. Nyawa Yolanda-pun akhirnya melayang, dan dimakamkan di negeri asalnya Negara Belanda.
“ Yolanda adalah korban massa anti Belanda, pada saat pergerakan Revolusi Radikal di tiga daerah, yakni Revolusi di Kabupaten Brebes, Tegal, dan Kabupaten Pemalang,”
Kepala pengamanan PG Banjartama Raisan (43), yang sudah mengabdi jadi pengaman PG Banjaratma sejak tahun 1990 mengungkapkan, penampakan hantu Yolanda biasanya, berwujud seorang gadis dengan pakaian pengantin tampak anggun dan cantik. Sesekali juga berbentuk gadis biasa dengan wajah yang matanya penuh darah.
“ Awalnya saya saring merasa ketakutan, namun lama-lama karena sudah terbiasa, tak ada kesan takut lagi,” aku Raisan seperti yang diceritakan Widjanarto.
Sementara itu, untuk legenda atau mitos Buaya Putih dan Ular Berkepala Kerbau yang hidup di sungai Cipamali, atau yang di kenal sungai Pemali juga di ulas di acara Mr. Tukul Jalan-Jalan Trans7 yang mengambil setting di sungai Pemali kabupaten Brebes.
Konon sungai Pemali yang di huni Buaya Putih Dan Ular kepala Kerbau ini, suka meminta tumbal korban baik orang dewasa maupun anak-anak.
Untuk lebih jauh mengetahui seberapa angker tempat-tempat yang di singgahi mister Tukul, kita tunggu saja di program acara Selanjutnya
0 komentar:
Post a Comment